Tulisan di bawah ini sebenarnya dibuat untuk salah satu event untuk penulis di sebuah group Facebook. Yang secara tak sengaja saya temukan setelah beberapa lama berjuang untuk tertidur tapi tak jua berhasil, alhasil sayapun terjaga dan akhirnya memutuskan untuk ikut serta. Ternyata,….setelah tulisan telah dibuat, event ini sudah tutup beberapa hari yang lalu.
Ini adalah hasilnya, sebuah tulisan dimana saya harus menggambarkan apa itu keajaiban dunia tulis-menulis dengan maksimal satu halaman berukuran A4. Pelajaran kali ini, walaupun telat mengumpulkan kadang kita harus ngambil hikmahnya : paling enggak kita telah mencoba sesuatu.
Saya suka menulis sejak tubuh ini masih mini. Ketika itu cita-cita saya bejibun, mulai dari ingin menjadi power ranger, astronot, aktor, presiden, pembuat game dan lain-lain. Yang masing-masing memiliki durasinya masing-masing, sebulan ingin jadi astronot, seminggu ingin jadi aktor atau bahkan beberapa jam ketika ingin menjadi personil power rangers. Tapi saya menemukan kenyamanan saat pelajaran di sekolah meminta murid-muridnya menulis sebuah karangan. Wah saya bisa kehilangan kendali dan bercerita panjang lebar lewat kata-kata, yang kalau tak diberhentikan bisa meludeskan seluruh kertas dan pensil yang tersedia.
Saya suka sekali bercerita lewat kata-kata. Dengan menulis saya bisa menyelam menjadi siapapun yang saya mau, melakukan ini-itu lewat alunan kata-kata dalam cerita yang saya rancang. Bisa menjadi sutradara yang menyuruh ini melakukan ini atau itu, mengatur bagaimana sebuah konflik berjalan dan bagaimana semuanya akan berakhir. Saya mengatur semuanya, seolah-olah saya ini adalah Tuhan. Menulis adalah suatu cara untuk menjadi siapapun yang kita pinta.
Dengan menulis saya dapat menceritakan pengalaman saya lewat kata-kata. Semua pengalaman yang dialami lewat beragam panca indra, harus disarikan dan diolah menjadi kata-kata. Akhirnya saya harus mengembalikan semua itu kepada pembaca yang memiliki imajinasi masing-masing ketika membaca tulisan. Wah seru sekali, ketika satu pengalaman saya dapat berbentuk beraneka varian lewat imajinasi mereka.
Belum lagi dengan menulis saya dapat mengeluarkan seluruh isi pikiran yang selalu saya tampung dan jika didiamkan terus niscaya dapat menggelembung sebesar semesta. Menulis membuat saya dapat menyalurkan semua isi pikiran dalam tulisan saya secara perlahan-lahan, membiarkan otak saya memiliki ruang untuk akhirnya diisi kembali dengan beragam hal-hal yang baru. Menulis sebuah ruang untuk memperbaharui.
Dan ini yang paling penting, dengan menulis saya bisa tahu siapa sebenarnya saya ini. Selama ini banyak sekali manusia yang bertanya-tanya siapakah mereka. Dalam dunia menulis saya bisa tahu siapakah saya dengan membaca kembali seluruh tulisan yang pernah saya cipta. Rasanya seperti pulang ketika mencari jauh-jauh siapakah diri ini hingga akhirnya tersadar bahwa rumah itu ada tak jauh dari tempat selama ini tubuh berpijak : di dalam diri sendiri. Menulis adalah pintu untuk masuk kedalam rumah, yaitu diri ini. Menulis adalah pulang.
No comments:
Post a Comment