Pages

05 May 2013

Komedi Italia yang Menyentil


Bagaimana rasanya ketika kita harus menghadapi lingkungan baru yang tak hanya berbeda jauh, namun juga terkenal bisa membuat siapa pun tidak betah berlama-lama di sana?

Maka tanyakanlah kepada seorang manager kantor pos, Alberto Colombo yang diperankan secara apik oleh Claudio Bisio di Benvenuti al Sud, ketika ia harus dipindah tugaskan dari sebuah kota di daerah utara Italia ke Castellabate, sebuah daerah di selatan yang digandang-gandang membuat siapapun pendatang di sana akan menangis menjerit-jerit ingin pulang dan tak mau kembali.

Suhu yang sangat dingin, cara bicara orang-orang yang tak jelas, makanan-makanan yang buruk seperti cokelat yang dicampur dengan daging babi, dan desas-desus lainnya cukup untuk membuat siapapun berpikir sejuta kali untuk tinggal di sana. Tapi Alberto tak punya pilihan lain jika masih ingin bekerja. Dengan terpaksa ia pun meninggalkan Silvia, istrinya yang sering mengomel beserta anaknya sendiri yang tak mau tinggal bersamanya di Castellabate.

Awalnya ia memang sangat membenci tinggal di tempatnya yang baru. Semua orang ia curigai mempunyai niat ingin mencelakainya, dan ia menolak semua orang yang menawarkanya secangkir kopi atau sekedar menikmati hari bersama. Ia mencibiri sifat ketidakefisienan penduduk Castellabate yang masih berpegang teguh pada frasa "Dolce far niente" atau "The sweetness of doing nothing" dibandingkan menggunakan waktu mereka untuk hal-hal yang produktif. Karena tak betah, ia selalu menyempatkan pulang ke daerah asalnya setiap dua minggu sekalipun jaraknya cukup jauh.

Seiring cerita, penonton disuguhkan bagaimana seorang pekerja keras yang sering mengeluh, belajar mencintai hidupnya dengan cara yang berbeda. Juga bagaimana sebetulnya masalah buruk dan baik hanyalah tergantung dari sudut pandang. Belum lagi konflik yang berkembang seiring film ini yang membuat cerita semakin kaya.

Universal
Film berdurasi 104 menit yang memenangkan 5 penghargaan dari 16 nominasi ini memang berlokasi dan berasal dari olahan sang sutradara Italia, Luca Miniero. Tapi pesan dari film ini sendiri sesungguhnya universal; membuat kita untuk tidak menilai sesuatu sebelum kita merasakannya langsung. Belum lagi unsur-unsur komedi yang ada pun bisa dimengerti oleh siapapun, bahkan yang tidak mengetahui apa yang terjadi di negeri yang terkenal dengan beragam kopinya itu.

Pembelajaran
Menonton film ini seolah ingin mengukuhkan betapa cerdasnya film-film komedi dari benua Eropa. Mereka tidak hanya menjual tawa, tapi juga pembelajaran baik dari cerita yang menginspirasi, juga dengan unsur visual dan penataan musik yang sangat apik. Hal ini sepatutnya dapat menjadi bahan referensi untuk sineas-sineas Indonesia agar membuat sebuah film yang tidak hanya mengundang gelak tawa dan laris manis di pasaran, namun juga menginspirasi mereka lewat dunia perfilman dengan mengangkat isu-isu di negeri sendiri.

Film ini sebetuknya merupakan remake dari film Prancis berjudul "Bienvenue chez les Ch'tis" yang juga sukses pada tahun 2008. Sekalipun tidak keluar dari pakem-pakem film sebelumnya, Benvenuti Al Sud ini tetap saja dikemas dengan lebih segar, lucu, dan tentunya menyentil. Kalau jeli, kita bisa menangkap basah sutradara dan pemain film sebelumnya, Dany Boon yang menjadi cameo di sini.

No comments:

Post a Comment