Sekelompok anak sedang asyik bermain di pinggiran pantai Boom, Banyuwangi yang tak terurus. |
Di Banyuwangi saya janjian sama temen sekampus saya yang kebetulan juga baru sampai disini. Disini kami hanya menghabiskan waktu sebentar, sampai di malam hari setelah kurang lebih 12 jam didalam kereta. Kami akan melanjutkan ke Bali menggunakan jasa travel, tetapi karena ternyata jasa travel yang kami gunakan terjebak macet (saat itu menjelang lebaran), akhirnya kami sepakat untuk menikmati salah satu tempat di kota penghasil ikan terbesar kedua di seluruh Indonesia ini.
Pantai Boom, tak terlihat ramai seperti pantai pada umumnya. Karena kedalaman dan kekuatan ombak di pantai yang terhubung dengan selat Bali ini tidak bisa dibilang aman untuk para penyelam. Kami mendapati hanya segelintir orang yang mau mencumbui bibir pantai, itu pun diganggu oleh seorang anak yang sedang asyik buang air besar “diceboki” air pantai. Belum lagi kondisi pinggiran pantai yang memprihatinkan, banyak sampah berserakan disana-sini akibat kurangnya perhatian pemerintah dan juga warganya sendiri.
Kebanyakan para penikmat yang ada disini berkumpul di warung-warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman seperti kopi dan es kelapa. Anak-anak lingkungan sekitar lebih doyan bermain dengan pasir-pasirnya, entah bermain apa tapi mereka terlihat seru. Padahal nih, pantai Boom ini pernah ramai. Bahkan dulu dikenal oleh warganya sebagai penghubung antara Jawa – Bali. Pantai ini juga dikenal dengan nama Pantai THR (Taman Hiburan Rakyat) karena dulu di pantai ini akan ada banyak permainan rakyat saat hari raya.
Ah sudahlah toh pantai yang sepi juga masih bisa dinikmati. Setelah puas bermain dan berfoto-foto akhirnya kami duduk di salah satu warung dan memesan beberapa es kelapa. Menikmati angin pantai dan sinar matahari yang tak terlampau terik karena disaring pohon dekat warung. Setelah membunuh waktu di pantai berpasir hitam ini, kami pun bergegas untuk bersiap-siap menuju Bali!
No comments:
Post a Comment