Terusan sungai Bengawan Solo. Diambil beberapa waktu setelah adzan subuh sebelum melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. |
Perjalanan menuju Solo ditempuh kurang lebih 12 jam dari Bandung, dengan waktu rehat satu kali untuk makan sahur (saat itu bulan puasa). Sesampainya di Solo, ditempat pemberhentian terakhir yaitu terminal Tirtonadi kita akhirnya menghubungi teman sekampus yang memang berdomisili disana. Sayang, di Solo saya gak bisa cerita banyak karena saya dan teman saya yang di Solo ini bareng-bareng mencari tiket kereta.
Untuk membeli tiket kereta disini kami sebenernya sedikit kerepotan karena ternyata untuk membeli tiket kelas ekonomi berbeda stasiun. Alhasil kita bolak-balik, belum lagi saat lupa uang di dompet kurang dan akhirnya mencari atm terdekat. Alhasil sampai maghrib waktu saya cuma dihabiskan untuk mendapatkan tiket kereta. Berbeda dengan kedua teman saya yang sedang asyik bersepeda menikmati kota Solo. Tapi saat malamnya saya masih bisa menikmati sebuah pameran di sebuah toko buku Gramedia di kota ini.
Akhirnya saya menunggu di warung terdekat mencicipi pia-pia, gorengan dari tepung berisi kacang asli Solo yang gurih dan hanya berharga gopek. Setelah perut kenyang dan mengobrol dengan ibu-ibu pemilik warung yang sudah belasan tahun berjualan disana itu saya pun langsung menuju salah satu aliran Bengawan Solo begitu jalannya sudah mulai kelihatan. Sayang, disana ternyata tidak terawat. Mungkin karena sepi juga dan hanya ada beberapa orang dan beberapa ekor anjing yang cukup galak dan sebaiknya jangan didekati. Akhirnya saya pun pulang untuk bergegas mengejar kerata menuju Banyuwangi yang berangkat pagi-pagi.
No comments:
Post a Comment