26 December 2012
I Will Mark it With a SMILE!
So it’s my first time drawing a vector. It’s been a long time I haven’t drawing again, so I start it with a simple one; a picture of me. You know, I love smile and I love when people smile at me. Because I find that smile is like a door of happiness, and it’s contagious.
Cxi bildo estas mia unua vektoro bildo. Poste de longa tempo mi ne desegnas. Cxi estas mia bildo de mia ridetas. Cxar mi sxatas rideti!
24 December 2012
Pagi Sederhana
Kadang bahagia itu sederhana. Misalnya ketika kamu mendapatkan mimpi buruk tentang diri kamu ataupun tentang seseorang yang membuat hatimu seperti digiles truk-truk besar berisikan jus gajah, dan ketika kamu terbangun dengan baju tipis basah oleh keringat dan mata membelalak ketakutan, seekor kucing langsung mendekatimu sambil mengeong. Lalu secara cepat ketakutanmu hilang dengan cara yang tak dimengerti. Kamupun langsung tersenyum sendiri sambil menuangkan makanannya ke mangkuk.
Sesederhana itu.
13 December 2012
Rotasi
Sepiring sendok dan garpuh menjadi hidangan pembuka hari ini. Jari-jemari orang-orang di sekelilingku saling bersentuhan. Mulut mereka saling berkomat-kamit mengucapkan kata-kata yang tak ku mengerti seperti mantra .Sambil menaruh sendok di atas meja, ku layangkan pandanganku ke luar jendela. Matahari berwarna abu-abu.Ingin kutanya pada mereka tapi tak tega kuhancurkan kekhusyuan yang susah-susah mereka jaga.
Ku biarkan diriku melesat ke luar rumah tanpa bersiap-siap. Cuma modal kolor yang dipakai, kaos polos beraroma keringat, dan sisa parfum kemarin. Ku berlari melewati komedi putar, kusapa semua orang disana tapi tak ada yang menjawab. Aku berlari, pasrah, sejenak baru kusadari sedari tadi aku tertawa, menangis, tanpa ku mengerti.
Beribu-ribu kali aku tersungkur dan meringkih kesakitan tapi tak minta di kasihani. Mendadak suasana jadi ramai ketika kumpulan anjing-anjing menggonggong lewat lalu terbang menuju matahari abu-abu.
Tak juga ku mengerti apa yang kucari. Kali ini, ku biarkan diriku tetap terbenam di atas lumpur ketika ku tersungkur. Kurasakan setiap tubuhku tertelan dan ku tarik nafas dalam-dalam.
Lalu aku menjadi angin.
Kubiarkan seluruh ragaku menghalus, berhembus dan melewati setiap seisi kota. Ku pasrahkan diriku tersaring rambut-rambut, mensapu kulit-kulit asin dan tanah. Ku biarkan semua rasa itu muncul ke permukaan tanpa harus ku genggam. Dan kumasuki sebuah jendela terbuka lalu kurasuki tubuh tak berpenghuni di atas kursi.
Sepiring sendok, garpuh dan dunia yang mendadak asing menjadi hidangan pembuka hari ini. Ku biarkan diriku melesat ke luar rumah tanpa bersiap-siap.
Bandung,
beberapa tahun yang lalu.
08 December 2012
Be'i!
Subscribe to:
Posts (Atom)